Muhammad Yusuf Hasibuan, S.Fil.SH
IKHLAS
Restorasi menuju Re-Intalisasi perubahan demi perbaikan yang lebih baik guna untuk menjalani hidup dan kehidupan ini. dengan ikhlas dan tampil apa adanya,
IKHLAS
Ikhlas adalah amal tanpa harap balasan apapun. Seorang
manusia tidak akan meningkat kemuliaannya di mata Allah hanya karena
amal, ibadah, sikap, dan kata-kata baiknya semata. Karena tentu saja
semua itu sudah menjadi perbuatan yang harus dilakukan seorang muslim
sepanjang hidup mereka, jika ingin mendapat balasan yang besar di hari
pembalasan kelak yakni di akhirat. Akan
tetapi, ada faktor terpenting yang harus diperhatikan sebelum semuanya
itu saat melakukan amal ibadah, yaitu tingkat kedekatan yang dirasakan
seorang hamba dengan Allah. Intinya penentu yang tidak kalah penting
seseorang masuk surga bukanlah karena banyaknya perbuatan kebaikan yang
dilakukan pada saat dia hidup di dunia, melainkan bagaimana seseorang
selalu menghadap kepada Allah dengan kebersihan dan keikhlasan hati.
Keikhlasan dalam arti memenuhi perintah Allah tanpa mempertimbangkan
keuntungan pribadi atau balasan apa pun. Seseorang
yang ikhlas akan menghadap kepada Allah dengan hatinya dan hanya ingin
mendapatkan ridha-Nya atas setiap perbuatan, langkah, kata-kata, dan
doanya. Jadi, ia benar-benar yakin kepada Allah dan hanya mencari
kebajikan semata.
Ikhlas
memang tidak mudah. Akan tetapi kita harus belajar dan mempraktekkan keihlasan
itu sendiri. Demikian pula seperti yang tercantum dalam hadits qudsi yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: "Sesunggunhnya Allah telah berfirman: Aku sangat tidak
butuh kepada sekutu, barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang dia
menyekutukanKu di dalamnya maka akan Aku tinggalkan dia dan sekutunya"
(HR. Muslim).
TAMPIL APA ADANYA
Kejujuran
yang paling berharga pada diri kita adalah ketika kita berani tampil apa
adanya (Be Your Self). Kita tidak usah mengharapkan orang lain melihat diri kita lebih dari kenyataan.
Kitapun tidak usah ingin kelihatan lebih pandai dan lebih cendekia. Tidak perlu
ingin kelihatan lebih soleh dan lebih mulia. Yang harus kita miliki adalah
kegigihan untuk terus memperbaiki diri. Puaskanlah diri kita dengan memiliki
apa adanya dan terus menerus memperbaiki diri.
Sesungguhnya tipu daya kita kepada orang lain tidak akan membuat kita
terhormat, melainkan membuat kita terpenjara dan terhina. Kehidupan yang berani
apa adanya disertai dengan kegigihan terus memperbaiki diri, lambat laun akan
membuat kita memiliki kemuliaan yang hakiki. Bahagia dan mulia dalam kemuliaan
dunia wal akherat.
khlas
memang tidak mudah. Akan tetapi kita harus belajar dan mempraktekkan
keihlasan itu sendiri. Demikian pula seperti yang tercantum dalam hadits
qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesunggunhnya Allah telah
berfirman: Aku sangat tidak butuh kepada sekutu, barang siapa yang
mengerjakan suatu amalan yang dia menyekutukanKu di dalamnya maka akan
Aku tinggalkan dia dan sekutunya" (HR. Muslim). - See more at:
http://abufarras.blogspot.com/2013/03/arti-makna-ikhlas.html#sthash.aR8e2OXK.dpuf
khlas
memang tidak mudah. Akan tetapi kita harus belajar dan mempraktekkan
keihlasan itu sendiri. Demikian pula seperti yang tercantum dalam hadits
qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesunggunhnya Allah telah
berfirman: Aku sangat tidak butuh kepada sekutu, barang siapa yang
mengerjakan suatu amalan yang dia menyekutukanKu di dalamnya maka akan
Aku tinggalkan dia dan sekutunya" (HR. Muslim). - See more at:
http://abufarras.blogspot.com/2013/03/arti-makna-ikhlas.html#sthash.aR8e2OXK.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar